Cari Blog Ini

Selasa, 24 Januari 2012

Manusia Sukses Versi Al Quran


Setiap orang hidup punya cita-cita, ingin hidup sejahtera dan bahagia.  Ada yang ingin jadi dokter, insinyur, arsitek, notaris, akuntan, pengacara, dan profesional lainnya.  Cita-cita menjadi para profesional yang sukses di bidangnya selalu dipompakan  kepada anak-anak atau diri seseorang dengan harapan bisa mendapatkan penghasilan materi dan kedudukan yang memuaskan.  Kepuasan materi itulah yang harini diidentikkan dengan kebahagiaan.
            Dalam kehidupan yang semakin sekularistik seperti hari ini, orientasi hidup individu masyarakat –akibat pola pendidikan dan propaganda haya hidup dan iklan produk di televisi—umumnya adalah mencari uang yang sebesar-besarnya untuk memenuhi seluruh kebutuhannya.  Ukuran sukses seseorang mengerucut pada berapa rupiah atau berapa dolar penghasilan dia per bulan?    Sehingga apapun dilakukan dalam rangka mengais rupiah. Menari telanjang, menyanyikan lagu-lagu erotis, berjudi, mencuri, menipu maupun korupsi dilakukan demi uang. Tidak lagi mempedulikan halal haram.
            Benarkah itu makna kebahagiaan seseorang?  Benarkah itu ukuran sukses seseorang?  Sebagai muslim, tentunya kita tetap berpegang teguh pada Al Quran dan As Sunnah, termasuk dalam mengambil pemahaman (mafahim) tentang kebahagiaan dan kesuksesan hidup.  Dan kita tentu bercita-cita untuk hidup bahagia di dunia maupun di akhirat.  Sebagaimana kita diajar Al Quran untuk berdoa:

وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Dan di antara mereka ada orang yang berdo`a: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".(QS. Al Baqarah 201).

Profil Manusia Sukses

            Al Quran dengan tegas menyebutkan bahwa orang-orang mukmin adalah orang yang benar-benar sukses.  Allah SWT berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,(QS. AL Mukminun 1).
          Dalam tafsir Shafwatut Tafaasiir Juz II/277 Muhammad Al As Shobuni menafsirkan bahwa Allah menegaskan beruntung dan berbahagianya orang-orang mukmin, seolah Allah berfirman: Sungguh benar-benar telah terwujud kemenangan dan kesuksesan mereka disebabkan iman dan amal shalih mereka.  Ukuran sukses yang diperoleh bagi orang-orang beriman dalam Surat Al Mukminun ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:
أُولَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ(10)الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ(11)
Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (ya`ni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.(QS. Al Mukminun 10-11).
            Ya, surga Firdaus yang dalam suatu hadits rasulullah saw. bersabda:
فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللهَ فَاسْأَلُوْهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَ أَعْلىَ الْجَنَّةِ
“Jika engkau meminta kepada Allah, mintalah Al Firdaus, sebab dia surga yang paling tinggi (tingkat ke 100) dan paling tengah” (HR. Al Bukhari).
            Orang-orang mukmin yang sukses itu digambarkan oleh Allah SWT memiliki setidaknya enam sifat sebagai profil mereka.  Pertama, khusyu’ dalam sholat.  Allah SWt berfirman:
الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
(yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam shalatnya,(QS. AL Mukminun 2).
Menurut Ibnu Abbas, orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya adalah orang-orang yang takut dan tenang, yakni orang-orang yang takut dan merendahkan diri di dalam sholat mereka di hadapan kemuliaan dan keagungan Allah SWT untuk menanamkan kewibawaan-Nya terhadap hati mereka.
Kedua, menjauhkan diri dari perkara yang tiada berguna.  Allah SWT berfirman:
وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ
dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,(QS. Al Mukminun 3).
Imam Ibnu Katsir mengatakan al laghwu dalam ayat tersebut adalah kebatilan (al bathil) yang meliputi syirik, kemaksiatan, serta ucapan dan perbuatan yang tiada berfaedah. 
            Ketiga, menunaikan zakat.  Allah SWT befirman:
وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ
dan orang-orang yang menunaikan zakat,(QS. Al Mukminun 4).
As Shabuni (idem)  mengatakan orang yang sukses adalah orang yang membayar zakat dari harta-harta mereka (yang wajib dikeluarkan zakatnya) kepada fakir miskin dalam rangka memperbaiki hati mereka untuk mendapatkan ridla Allah SWT. 
Keempat, memelihara kemaluannya.  Allah SWT berfirman:
وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ
dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,(QS. Al Mukminun 5).
As Shabuni (idem) menerangkan bahwa orang yang sukses itu adalah orang yang menjaga kesuciannya dari segala perbuatan yang haram dan memelihara kemaluannya (farjinya) dari apa saja yang tidak halal baginya, baik itu perbuatan zina (hubungan seksual dengan selain istrinya), perbuatan liwath (hubungan melalui dubur/anus), maupun membuka aurat. 
            Kelima, memelihara amanat dan janji.  Allah SWt berfirman:
وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya,(QS. AL Mukminun 8).
As Shabuni menerangkan bahwa orang-orang sukses itu tidak berkhianat bila dipercaya dan tidak memutuskan bila telah membuat perjanjian.  Abu Hayyan mengatakan: memelihara amanat dalam ayat ini bersifat umum, yakni termasuk memelihara apa saja yang diamanatkan Allah SWT kepada hamba-Nya, baik itu ucapan, perbuatan, maupun keyakinan; juga apa saja yang diamanatkan oleh manusia, baik itu titipan maupun berbagai amanat. 
            Keenam, memelihara sholat.  Allah SWT berfirman:
وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ
dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.(QS. Al Mukminun 9).
As Shabuni menerangkan bahwa orang-orang yang sukses adalah orang-orang yang disiplin sholat lima waktu dengan menunaikannya pada waktu-waktunya. 

Jalan Menuju Sukses

            Agar kalian sukses! Itulah yang pertama kali dan selalu diserukan oleh Rasulullah saw. dalam dakwah beliau saw. kepada orang-orang Quraisy.  Diriwayatkan bahwa rasulullah saw. keluar masuk pasar dengan mengatakan:
يآاَيُّهَا النَّاسُ، قُوْلُوْا لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ تُفْلِحُوْا
“Wahai manusia, katakan Lailalaha illallah, niscaya kalian akan sukses!” (lihat Ibnu Katsir, Al Bidayah wan Nihayah).
            Dari sini jelas bahwa langkah pertama menuju sukses adalah menanamkan kalimat tauhid dalam diri kita dengan perspektif, bahwa dengan tauhid kita sukses dan tanpa tauhid kita gagal.  Aqidah yang bersih, aqidah yang dapat disaring kejernihannya oleh akal sehat dari segala noda-noda kekufuran, kemusyrikan, dan kemunafikan.  Aqidah yang menggerakkan pikiran dan jiwa kita sehingga aqidah itu menjadi mabda, pandangan hidup, dan ideologi kita.  Aqidah yang mendorong kita terus bergerak menuju kesuksesan hidup, di dunia maupun di akhirat.  Aqidah yang telah memberikan keyakinan dan kepercayaan diri bahwa hanya dengan Islam kita mulia dan unggul.  Ya, aqidah produktif yang menghidupkan pikiran dan jiwa kita, yang merupakan kunci sukses kita.
            Kedua, untuk menuju sukses kita harus memformat ulang pikiran kita agar sesuai dengan dasar aqidah kita yang merupakan landasan berfikir (qaidah fikriyah) untuk seluruh proses berfikir yang kita lakukan dan tradisi berfikir yang hendak kita bangun. Dengan cara berfikir Islam ini kita akan senantiasa berfikir dengan format Islam.   Dimasa Nabi Muhammad saw., ketika terjadi gerhana yang bertepatan dengan kematian putra beliau saw. yang bernama Ibrahim, orang-orang Arab menganggap bahwa terjadinya gerhana itu lantaran wafatnya Ibrahim.  Maka Rasulullah saw. mengoreksi pendapat orang-orang Arab itu dengan sabda beliau saw.:
إِنَّ الشَّمْشَ وَ الْقَمَرَ أَيَتَانِ مِنَ آيَاتِ اللهِ، لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ اَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فإذا رأيتم ذلك فاذكروا الله
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua di antara tanda-tanda kekuasaan Allah, tidaklah keduanya mengalami gerhana lantaran hidup dan matinya seseorang.  Jika terjadi gerhana maka ingatlah Allah (dengan sholat gerhana, sampai hilang gerhana itu)”.
           
          Dalam memahami fakta, maka kita harus senantiasa meningkatkan pengetahuan atas fakta itu sendiri.  Sehingga kita memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup terhadap hakikat fakta itu.  Dalam membuat penilaian atas fakta dan kejadian, untuk menentukan hukum atasnya, maka penilaian yang sah hanyalah dari syariah semata.  Maka kita perlu meningkatkan wawasan dan pengetahuan kita tentang hukum syariah sehingga kita senantiasa berada di jalan yang benar.  Dengan pengetahuan yang mumpuni itu kita akan sukses sebagai orang yang faham akan kehidupan, faham akan fakta dan permasalahan, dan faham akan solusi dan hukum dari permasalahan dan fakta yang dihadapi.  Kemampuan pemecahan masalah inilah yang membuat kita bakal sukses dalam menghadapi tantangan kehidupan.
            Ketiga,  agar kita sukses dalam kehidupan, aqidah yang produktif yang kita tanamkan dalam diri kita, senantiasa kita hidupkan untuk menghasilkan amal shalih.   Dorongan-dorongan yang ada dalam diri untuk berbuat, senantiasa kita standarisasi dengan aqidah Islam itu, agar perbuatan yang kita hasilkan senantiasa sesuai dengan standar syariah.  Untuk itu, disamping pengetahuan syariah dalam diri yang semakin disempurnakan, kita juga harus senantiasa berlatih untuk semakin menyempurnakan tingkat pengendalian hawa nafsu kita.  Allah SWT berfirman:
إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ
Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. Yusuf 53).             

 Rasulullah saw. Bersabda:

لاَيُؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُوْنَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ بِهِ

“Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga ia menundukkan hawa nafsunya agar mengikuti apa (Islam) yang kubawa” (HR. An Nawawy).
             Caranya adalah dengan memperbanyak ibadah wajib maupun sunnah serta menjalankan ketaatan-ketaatan lainnya.  Shalat wajib berjamaah hendaknya menjadi tradisi kita, yang dengan itu syetan pun segan kepada kita.  Shalat malam, sholat dluha, dan sholat-sholat sunnah lainnya akan semakin meningkatkan sikap taqwa dan kedekatan kita kepada Allah SWT.  Membaca Al Quran secara rutin, setiap pagi dan petang, disamping akan mendekatkan diri kita kepada Allah, juga akan semakin mengingatkan kita kepada apa saja yang diperintahkan Allah maupun larangan-larangan-Nya.  Puasa, yang wajib maupun yang sunnah, akan membentuk ketahanan dalam diri kita sehingga tidak mudah tergoda oleh berbagai tipuan dunia, disamping akan membuat kita semakin sabar dan tegar dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan.  Kita merasa ringan dengan segala perkara yang kita hadapi di dunia, dikarenakan kita semakin dekat dengan Allah SWT Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
            Dalam sebuah hadits qudsy Rasulullah saw. bersabda: Allah SWT berfirman:
“Dan tiada mendekat kepada-Ku seorang hamba-Ku dengan sesuatu yang lebih Kusukai daripada menjalankan apa yang telah Kuwajibkan kepadanya.  Dan tida henti-hentinya seorang hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan melaksanakan ibadah-ibadah dan amal-amal sunnah, sehingga Aku mencintainya, maka apibal Aku telah mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya yang dia mendengar dengannya dan Aku akan menjadi penglihatannya yang dia melihat dengannya, dan Aku akan menjadi tangannya dan kakinya yang dia pakai untuk melakukan sesuatu dan berjalan dengannya.  Dan apabila dia memohon kepada-Ku, pasti akan Aku kabulkan, dan jika dia berlindung kepada-Ku, pasti akan Kulindungi” (HR. Bukhari).
 
Khatimah

Dengan aqidah Islam yang bersih dan kuat, dengan pemikiran Islam yang jernih, dan dengan kesucian jiwa Islami, ya dengan itu semua, insyaallah kita akan sukses dalam mengahdapi segala macam ancaman, tantangan, hambatan, maupun gangguan dalam meniti jembatan kehidupan dunia ini.  Dan kita akan senantiasa menyajikan yang terbaik untuk kesuksesan hidup kita, di dunia maupun di akhirat.  Marilah kita renungi firman Allah SWT:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, ruku`lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.(QS. AL Hajj 77).

Juga firman-Nya:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.(QS. Al Anfal 45).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar